Berita

Berita Seputar Sumatera Barat

BeritaKabupaten Padang Pariaman

Ibu Beranak 7 Tinggal Disela Pohon Kelapa

Kontributor DaerahSeputar Sumbar 03 Februari 2017 JAM 06:56:24 WIB

Tinggal jauh dari Pusat Kota, membuat warga miskin tidak lagi mendapatkan perhatian. Inilah yang dirasakan  seorang janda beranak tujuh, warga Korong Duku Banyak, Nagari Balah Aia, Kecamatan Vii Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman. Pasalnya, warga miskin ini  tinggal bersama tujuh anaknya disela pohon kelapa berdindingkan terpal dengan empat kayu penyangga.

Beginilah kondisi tempat tinggal Asnimar berusia 36 tahun, warga Korong Duku Banyak, Nagari Balah Aia, Kecamatan Vii Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, dimana kodisinya sangat memprihatinkan. Betapa tidak, janda beranak tujuh tersebut tinggal disela  pohon kelapa dikampungnya,  berdindingkan terpal yang sudah diikatkan pada empat  kayu penyangga. Janda yang menjadi  pemulung itu, hidupnya jauh dari perhatian. betapa tidak, sejak ditinggal mati suaminya, Asnimar terpaksa tinggal bersama tujuh orang anaknya ditempat yang tidak layak mereka tempati.

Setiap hari ia bersama tujuh anaknya harus berjuang melawan dingin, tidak ada penerang, tikar ataupun selimut yang bisa menghangatkan badan mereka. sehingga tak jarang anaknya masih mungil-mungil itu terserang sakit,  namun kondisi tersebut harus mereka jalani. Bahkan, sebelumnya dua orang anaknya, Putri Murlianis berusia 6 tahun dan Muhammad Jamil 8 tahun  terjangkit busung lapar atau gizi buruk. bersyukur ada bidan desa yang sesekali berkunjung memeriksa kesehatan anaknya.

Tempat yang mereka diami membuat penyakit mudah menghinggapi tubuh mungil anak-anaknya. tidak hanya itu, faktor makananpun juga mempercepat datangnya penyakit. Terlihat nasi dari beras tidak layak yang ia masak menggunakan kuali ini, terlihat sangat memprihatinkan dan kondisinya tidak layak untuk dimakan. namun tidak bagi asnimar dan tujuh anaknya, nasi inilah sehari-hari yang menganjal perut mereka, tidak ada sambal, lauk pauk hanya nasi yang sudah dioleskan garam. Tidak hanya itu, menurut Asnimar, ketika beras tak punya, ia juga sering memakan buah pisang dengan anak-anaknya, agar bisa bertahan.

Setiap hari Asnimar harus memulung, ia pergi bersama ketujuh anaknya mengumpulkan botol-botol bekas untuk dijual. Kondisi saat ini sebenarnya tidak diiginkan Asnimar, keinginan untuk memiliki tempat tinggal yang layak dan makanan yang cukup, sangat diimpikan ibu tujuh anak ini. ia sedih ketika melihat ketujuh anaknya harus menjalani hidup bersamanya dengan kondisi saat ini. Namun ia tidak bisa berbuat banyak, sejak ditinggal mati suaminya dua tahun lalu, ia harus berjuang untuk membesarkan ketujuh anak-anaknya.

Sementara itu, menurut warga sekitar bahwa mereka tidak bisa berbuat banyak, mereka hanya bisa memberi sedikit beras untuk dimakan sesuai kemampuan warga, mengingat kehidupan mereka juga masih terbatas, Meski tuhan tengah menguji Asnimar  bersama 7 orang anaknya, namun   pemulung tersebut tetap kuat dan ia bersyukur masih bisa hidup, sehingga ia bisa membesarkan ketujuh orang anaknya.

Wartawan : ABDUL, SYARIL
Editor : PPID TVRI SUMBAR


❝❞ Komentar Anda

Berita Lainnya

Berita Terkini Seputar Sumatera Barat